Bappeda Riau Paparkan RPJMD 2025-2029 di Forum Koordinasi Riset dan Inovasi
Pekanbaru – Bappeda Provinsi Riau melalui Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Riau, Raja Juarisman, S.T., M.Si., memaparkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 dalam acara Forum Koordinasi, Sinkronisasi, Penyusunan Rencana Induk dan Peta Jalan Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah (RIPJ PID) dan Forum Perangkat Daerah Riset dan Inovasi Provinsi Riau. Kegiatan yang digelar di Ruang Melati Kantor Gubernur Riau ini diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau untuk memperkuat sinergi perencanaan berbasis riset dan inovasi.
Raja Juarisman menekankan bahwa RPJMD 2025-2029 mengusung visi “Riau Berbudaya Melayu, Dinamis, Ekologis, Agamis, dan Maju” (Riau Bedelau). “Dokumen ini tidak hanya menjadi panduan strategis, tetapi juga mencerminkan komitmen kami untuk memadukan pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan penguatan identitas budaya Melayu,” ujarnya. Tujuh misi utama meliputi peningkatan kualitas SDM, penguatan ekonomi berkelanjutan, pemerataan infrastruktur, pengurangan kesenjangan, tata kelola pemerintahan berbasis teknologi, penguatan riset dan inovasi, serta pelestarian budaya Melayu sebagai alat pemersatu masyarakat.
Dalam paparannya, Juarisman menyoroti pertumbuhan ekonomi Riau tahun 2024 sebesar 3,52%, dengan kontribusi signifikan dari sektor konstruksi (6,52%) dan perdagangan (6,05%). Meski mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, PDRB Riau tetap menempati peringkat ke-5 nasional dan ke-2 di Sumatera. Dari sisi demografi, jumlah penduduk mencapai 6,7 juta jiwa pada 2024, dengan 68,64% di antaranya merupakan usia produktif (15-64 tahun). Tingkat pengangguran terbuka berhasil ditekan menjadi 3,7%, didukung oleh penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.
RPJMD 2025-2029 memfokuskan enam program prioritas. Riau Cerdas akan diwujudkan melalui pendidikan gratis SMA/SMK, beasiswa S1-S3, dan penguatan infrastruktur sekolah. Sementara Riau Sehat menargetkan penurunan stunting, peningkatan layanan posyandu, dan pembangunan rumah sakit spesialis seperti Rumah Sakit Otak dan Jantung. Untuk mendukung konektivitas, program Riau Mantap akan membangun jalan strategis seperti shortcut Pekanbaru-Tembilahan dan merelokasi Bandara SSQII.
Di sektor ekonomi, Riau Berdaya Saing akan mendorong hilirisasi komoditas unggulan seperti sawit dan karet, serta pengembangan kawasan industri hijau. Sementara Riau Membangun Desa Majukan Kota difokuskan pada bantuan keuangan desa, pengembangan kota tematik berbasis potensi lokal, dan pemberdayaan lembaga desa. Program Riau Sejahtera menargetkan penurunan kemiskinan ekstrem hingga 0,43% pada 2024 melalui perlindungan sosial inklusif dan penguatan ekonomi syariah.
Juarisman mengakui sejumlah tantangan, seperti rendahnya nilai tambah komoditas akibat minimnya hilirisasi, kerusakan infrastruktur jalan (31,6%), serta degradasi lingkungan hidup akibat emisi gas rumah kaca dari energi fosil (71,86%). “Kami akan mengatasi ini melalui pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan, digitalisasi tata kelola pemerintahan, dan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS),” jelasnya.
Sepuluh kawasan ditetapkan sebagai penggerak ekonomi, antara lain Kawasan Industri Selinsing (basis migas dan sawit), Kawasan Technopark Pelalawan (pusat inovasi teknologi), Kawasan Wisata Pulau Rupat (destinasi wisata nasional), dan Kawasan Metropolitan Pekansikawan (industri hijau dan jasa). Kawasan ini diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan yang mendorong pemerataan pembangunan.
Menutup paparan, Juarisman menegaskan bahwa keberhasilan RPJMD 2025-2029 bergantung pada sinergi antar pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah, swasta, akademisi, hingga masyarakat, untuk bersama-sama mewujudkan Riau yang maju, berbudaya, dan berkelanjutan. (BRIDA Riau/AMI)